Dengan seringnya kita bersosialisasi tentu harusnya kita bisa memposisikan diri sebaik mungkin. Bukan hanya badan kalian yang kalian bawa, kalau kalian kerja dan masih pakai seragam tentu etika kalian membawa nilai tersendiri juga untuk perusahaan tsb "masa kerja di ****** kelakuannya begitu, malu-maluin perusahaan" kaya sekolah atau kuliahpun sama.
oke gue dulu adalah orang yang masa bodo dengan kehidupan orang lain, mungkin karna gue malas bersosialisasi dan udah penat dengan adaptasi, tapi ya nyatanya hidup gue didapati dengan adaptasi terus menerus yang akhirnya gue jadi entah pribadi yang seperti apa. tapi makin kesini, dengan dituntut pekerjaan pula gue melayani customer-customer yang amat sangat super duper *berbeda* karakter, gue jadi paham bagaimana seharusnya kita, setiap apaun yang kita lakuin itu memiliki etika.
contoh pertama etika berkendara atau berada di kendaraan umum
gue adalah manusia yang males untuk bawa kendaraan sendiri kalau kemana-mana, satu emang gapunya tapi setidaknya dirumah ada, tetep aja gue gampang banget emosi kalau dijalan. ya gue yakin kalian juga paham gimana crowdednya, saling kebut, ngetem gatau tempat...... bah! banyak.
yang paling gue benci adalah pengendara motor atau mobil yang SEENAKNYA NGEROKOK DIJALAN dengan alasan apapun itu nggak gue ampuni banget:(
entah otaknya dimana, namanya lu dijalanan bukan lu sendiri yang gunain, ngerokok asepnya kemana tau udah selesai rokoknya dibuang sembarangan, apakah manusia ini pemikirannya sehat? dan dikendaraan umum gue nggak jarang melihat ibu-ibu atau bahkan anak sekolah buang sampah bekas dia kebawah, kalau angkot mereka kolongin tuh sampah. ini memamng kebiasaan buruk yang udah lama ada, dan biasanya mereka seperti itu karna contoh dari orang lama, atau bahkan orangtuanya nggak segan ngajarin "udah buang dikolong aja". ya gataudah.
contoh kedua etika makan di Restoran
"kalau kerja sekedar bekerja, monyet dihutan juga kerja"
banyak pelajaran yang gue dapet dari bekerja direstoran terlebih restoran cepat saji yang mayoritas anak-anak muda sering nongkrong. gue sebagai mbak-mbak pelayan amat senang jika kalian order dengan bijak. I mean, nggak sedikit mereka yang bicara dengan nada tidak mengenakan, tingkah bak tabungan puluhan juta, bayar dengan uang dilempar, memang sudah resiko, atau memang lupa bahwa sedang berhadapan dengan manusia juga.
untuk makan, gue bersyukur pula gue bisa merasakan berada di posisi mas-mas yang ngerapihin sisa makanan yang ada di meja, padahal cuma bungkus minuman yang kemasannya take away. wkwk gue gatau gimana, man. bahkan gue pernah ngerapihin bekas makan gue sendiri, saat itu temen gue bilang "jiwa pelayannya ada ya wen" dan gue hanya meng iyakan, gue gapaham aja yang sebenerya tu bekas makan lu bisa lu bersihin sendri, apalagi lu cuma minum dan tu tempat minum plastik, beda hal kalau beling. tetep gamau buang sendiri?
"kan ada mas-masnya, nanti dia nggak kerja dong, biarin aja sih" ini kutipan udah gue temuin di banyak tulisan emang, tapi gimana, gue denger jugak. ya tu mas-mas kalau liatpun pasti emang langsung bersihin sih, kalu lu minta bersihin juga pasti dibersihin, tapi apa nggak seneng kalau ngeringanin sedikit pekerjaan orang? yang berat gengsi doang buat buang sampah bekas makan sendiri ke tempat sampah.
try to think like others. kalau nggak bisa, percuma hidup bersosialisasi :p
Rabu, 10 Oktober 2018
Selasa, 30 Januari 2018
being introvert
mungkin udah nggak pada asing lagi ya sama istilah introvert, ekstrovert ataupun ambivert. dan disini gue akan bahas soal introvert.
introvert itu bisa dibilang istilah dari orang yang pendiam, lebih senang menyibukkan dirinya sendiri dengan hal-hal yang mereka sukai, tidak mudah bersosialisasi dan cenderung tidak suka keramaian.
Introvert itu sendiri juga bisa disebabkan dengan kurangnya percaya diri seseorang saat bertemu dengan oranglain, terlebih orang yang baru ditemuinya.Dan,mengenai diri gue, ya bisa dibilang gue introvert.
Gue tau istilah introvert pun Baru-baru ini, 2017 lah kira-kira. Gue gapaham juga kenapa gue begitu telat dengan ke asyikan 'introvert' ini. gue menganggap diri gue introvert karena memang gue menyukai sepi, gue lebih suka mendengar ketimbang bercerita, gue lebih suka menceritakan apapun itu pada orang yang tepat dan menurut gue nyaman untuk tempat bercerita. gue, tidak seasyik mereka yang memang mudah untuk bersosialisasi.
mungkin karena gue yang memang terlalu kesal dengan keadaan dari kecil yang selalu pindah-pindah, gue SD aja di 3 tempat, Depok, Cirebon, Depok. SMP Cirebon dan SMK di Bogor. itu membuat gue terlalu banyak bertemu orang-orang baru, dengan kepribadian yang berbeda-beda. Gue lebih memilih diam untuk mengetahui bagaimana tipikal masing-masing orang yang gue temuin, ketimbang harus basa-basi hanya supaya dapat teman.begitupun dengan kerja, meskipun gue dari lulus kerja di satu tempat, tapi gue udah pindah 4 lokasi. layaknya bukan diri gue saat gue berada dengan atau disekitar orang banyak, kadang gue lebih memilih untuk keluar dan menyendiri. tapi, seiring dengan sering bahkan memang tuntutan pekerjaan gue untuk bekerja secara team, ataupun gue harus berinteraksi dengan pengunjung membuat gue perlahan bisa open dengan orang baru. bisa ditanya first impression teman-teman gue gimana, bahkan temen sekolah gue kalau ketemu gue saat ini selalu bilang "lu sekarang udah beda" haha
diem,jutek dan apapun yang tidak orang lain ingin ajak bicara mungkin. dulu itu gue bener-bener nggak tau harus gimana ngadepin oranglain yang baru gue temuin, gue harus basa-basi seperti apa, harus menanyakan apa dulu, alhasil ya mereka yang nanya duluan dan gue jawab seadanya kadang tanpa menanyakan balik. mungkin sekarang juga masih
"lu kaya ada yang beda deh"
"lu sekarang banyak ngomong ya"
"dulumah lu kaku banget"
lama kelamaan kita yang diam akan merasa ingin di dengar juga, ingin pendapatnya disetujui juga, meski sampai sekarang sifat ngga enakan gue masih ada dan gue agak membenci itu. pengen rasanya gue berucap apa yang hati gue pengen ucapin, tapi otak gue selalu muter-muter dan alhasil nggak jadi bilang. jatohnya memang cari aman, dan gue rasa itu yang oranglain juga lakuin meski nggak secari aman gue.
introvert memang nggak sepenuhnya menjauhkan diri dari banyak orang, sebenernya introvert memiliki cara sendiri dalam bersoisalisasi yaitu 'seperlunya dan senyamannya'
sekilas memang seperti pemilih, seperlunya lo bicara dengan orang yang lo anggap perlu untuk bicara atau lo bisa ungkap apapun yang ada dibenak lo senyaman nya pada orang yang tepat.
karena pernah atau mungkin sering gue salah, terlalu banyak gue bertemu dengan orang lain, justru saat berdua dengan oranglain lalu kita bertukar cerita dan gue menganggap orang ini mampu menjadi 'pendengar yang baik' tapi nyatanya nggak. gue amat nggak suka dengan orang yang saat gue menceritakan sesuatu yang gue anggap itu nggak perlu untuk disebarluaskan justru orang itu menyebarluaskan apa yang gue ceritain. kalau orang ini bilang ke temen deketnya yang untuk sharing cari jalan keluarnya sih oke-oke aja,but that's not.
gue rasa memang ada seperlunya kita dengan oranglain, justru gue yang berusaha untuk tidak kaku disalahgunakan oleh orang yang memang ucapannya tidak difikirkan terlebih dahulu. gue sebagai introvert yang sedang berada didalam ruang lingkup extrovert yang ekstrim gue rasa, berucap sesukanya, bertingkah sesukanya, mengutarakan apapun sesukanya. sedangkan gue? harus gimana ngadepinnya aja gue harus mikir dulu, harus cari oran yang tepat untuk diajak sharing dan dimintai pendapat dulu. jamannya gue dianggap 'baperan' karena gue terlalu mengambil hati akan semua itu, and i just laugh for that. mungkin kata tersebut yang gue dan mereka artikan itu berbeda, atau mungkin mereka bersosialisasi sudah tidak menggunakan hati, sedangkan siapa yang sudah menciptakan wanita dengan perasaan yang lembut? se tomboynya perempuan akan lebih menghargai pria yang mampu mengkontrol ucapannya. setidaknya bercermin deh kalau mau berucap
'apakah itu enak kalau dia yang bilang itu ke gue?'
'apakah gue terima kalau nyokap gue, adik gue, pasangan gue, anak gue dibicarakan seperti itu?'
adakalanya kita mendoakan suatu ucapan yang belum tentu benar agar tidak terjadi, apalagi yang memang bukan dari sumbernya langsung.
kok malah kemana-mana ya. ya, intinya adalah gue akan berlaku asik kalau memang lo asik. this life is real coy, itu yang gue bilang ke diri gue sendiri, untuk berdamai agar gue berani untuk menjadi diri gue sendiri, gak fake. tapi untuk disenangi dengan beraksi menjadi diri sendiri itu nggak mudah.
introvert itu bisa dibilang istilah dari orang yang pendiam, lebih senang menyibukkan dirinya sendiri dengan hal-hal yang mereka sukai, tidak mudah bersosialisasi dan cenderung tidak suka keramaian.
Introvert itu sendiri juga bisa disebabkan dengan kurangnya percaya diri seseorang saat bertemu dengan oranglain, terlebih orang yang baru ditemuinya.Dan,mengenai diri gue, ya bisa dibilang gue introvert.
Gue tau istilah introvert pun Baru-baru ini, 2017 lah kira-kira. Gue gapaham juga kenapa gue begitu telat dengan ke asyikan 'introvert' ini. gue menganggap diri gue introvert karena memang gue menyukai sepi, gue lebih suka mendengar ketimbang bercerita, gue lebih suka menceritakan apapun itu pada orang yang tepat dan menurut gue nyaman untuk tempat bercerita. gue, tidak seasyik mereka yang memang mudah untuk bersosialisasi.
mungkin karena gue yang memang terlalu kesal dengan keadaan dari kecil yang selalu pindah-pindah, gue SD aja di 3 tempat, Depok, Cirebon, Depok. SMP Cirebon dan SMK di Bogor. itu membuat gue terlalu banyak bertemu orang-orang baru, dengan kepribadian yang berbeda-beda. Gue lebih memilih diam untuk mengetahui bagaimana tipikal masing-masing orang yang gue temuin, ketimbang harus basa-basi hanya supaya dapat teman.begitupun dengan kerja, meskipun gue dari lulus kerja di satu tempat, tapi gue udah pindah 4 lokasi. layaknya bukan diri gue saat gue berada dengan atau disekitar orang banyak, kadang gue lebih memilih untuk keluar dan menyendiri. tapi, seiring dengan sering bahkan memang tuntutan pekerjaan gue untuk bekerja secara team, ataupun gue harus berinteraksi dengan pengunjung membuat gue perlahan bisa open dengan orang baru. bisa ditanya first impression teman-teman gue gimana, bahkan temen sekolah gue kalau ketemu gue saat ini selalu bilang "lu sekarang udah beda" haha
diem,jutek dan apapun yang tidak orang lain ingin ajak bicara mungkin. dulu itu gue bener-bener nggak tau harus gimana ngadepin oranglain yang baru gue temuin, gue harus basa-basi seperti apa, harus menanyakan apa dulu, alhasil ya mereka yang nanya duluan dan gue jawab seadanya kadang tanpa menanyakan balik. mungkin sekarang juga masih
"lu kaya ada yang beda deh"
"lu sekarang banyak ngomong ya"
"dulumah lu kaku banget"
lama kelamaan kita yang diam akan merasa ingin di dengar juga, ingin pendapatnya disetujui juga, meski sampai sekarang sifat ngga enakan gue masih ada dan gue agak membenci itu. pengen rasanya gue berucap apa yang hati gue pengen ucapin, tapi otak gue selalu muter-muter dan alhasil nggak jadi bilang. jatohnya memang cari aman, dan gue rasa itu yang oranglain juga lakuin meski nggak secari aman gue.
introvert memang nggak sepenuhnya menjauhkan diri dari banyak orang, sebenernya introvert memiliki cara sendiri dalam bersoisalisasi yaitu 'seperlunya dan senyamannya'
sekilas memang seperti pemilih, seperlunya lo bicara dengan orang yang lo anggap perlu untuk bicara atau lo bisa ungkap apapun yang ada dibenak lo senyaman nya pada orang yang tepat.
karena pernah atau mungkin sering gue salah, terlalu banyak gue bertemu dengan orang lain, justru saat berdua dengan oranglain lalu kita bertukar cerita dan gue menganggap orang ini mampu menjadi 'pendengar yang baik' tapi nyatanya nggak. gue amat nggak suka dengan orang yang saat gue menceritakan sesuatu yang gue anggap itu nggak perlu untuk disebarluaskan justru orang itu menyebarluaskan apa yang gue ceritain. kalau orang ini bilang ke temen deketnya yang untuk sharing cari jalan keluarnya sih oke-oke aja,but that's not.
gue rasa memang ada seperlunya kita dengan oranglain, justru gue yang berusaha untuk tidak kaku disalahgunakan oleh orang yang memang ucapannya tidak difikirkan terlebih dahulu. gue sebagai introvert yang sedang berada didalam ruang lingkup extrovert yang ekstrim gue rasa, berucap sesukanya, bertingkah sesukanya, mengutarakan apapun sesukanya. sedangkan gue? harus gimana ngadepinnya aja gue harus mikir dulu, harus cari oran yang tepat untuk diajak sharing dan dimintai pendapat dulu. jamannya gue dianggap 'baperan' karena gue terlalu mengambil hati akan semua itu, and i just laugh for that. mungkin kata tersebut yang gue dan mereka artikan itu berbeda, atau mungkin mereka bersosialisasi sudah tidak menggunakan hati, sedangkan siapa yang sudah menciptakan wanita dengan perasaan yang lembut? se tomboynya perempuan akan lebih menghargai pria yang mampu mengkontrol ucapannya. setidaknya bercermin deh kalau mau berucap
'apakah itu enak kalau dia yang bilang itu ke gue?'
'apakah gue terima kalau nyokap gue, adik gue, pasangan gue, anak gue dibicarakan seperti itu?'
adakalanya kita mendoakan suatu ucapan yang belum tentu benar agar tidak terjadi, apalagi yang memang bukan dari sumbernya langsung.
kok malah kemana-mana ya. ya, intinya adalah gue akan berlaku asik kalau memang lo asik. this life is real coy, itu yang gue bilang ke diri gue sendiri, untuk berdamai agar gue berani untuk menjadi diri gue sendiri, gak fake. tapi untuk disenangi dengan beraksi menjadi diri sendiri itu nggak mudah.
Sabtu, 06 Januari 2018
dikala macet
Sekarang jam 19:12 dan posisi gue sekarang lagi ada di jalan mau ke Kuningan Jawa Barat karena sepupu gue nikah besok.Gue gatau mau ngapain aja sih sebenernya, padahal tidur kurang tapi gabisa tidur. Bahas apa ya enaknya? Gini kali ya, ini nggak masalah banget sih sebenernya cuma gue rada janggal aja sama ucapan salah satu mahasiswa satu kampus yang merupakan panitia pemilihan ketua bem.
Jadi, hari ini ada pemilihan ketua bem yang baru. Hari sabtu, dan kita mahasiswanya diharapkan untuk memberikan suara. Awalnya gue kira mungkin itu pemilihan yang kemarin atau emang tendanya belum dicopot, ternyata hari ini juga ada pemilihan yang notabennya hari sabtu adalah hari yang banyaknya kelas karyawan yang masuk, namanya juga hari sabtu. Herannya ya, anak kelas karyawan mana ngurusin kayak gitu-gituan dan yang pasti acuh tak acuh, termasuk gue. Dan harus seluruh banget kah yang mencoblos atau menyuarakan pilihannya termasuk anak kelas karyawan? Balik lagi, boro-boro ngurusin gituan, Senin sampe jumat aja rata-rata sibuk sama kerjaannya. Pun, kita yang gatau apa-apa, nggak tau orangnya yang mana dan gimana kudu milih dah mana yang menurut kita pantes buat jadi ketua bem. "Kalau mau tau bisa diliat kak itu ada gambarnya" panitia nunjuk banner. Guesih tetep nggak milih haha.
"Ayo kak jangan golput, kampus udah kasih banyak untuk kaka2" kurang lebih gitu kata salah satu panitia lagi, dia bilang berlangsungan pas gue sama temen-temen gue lewat. Gue cuma "???????????"
Gimana yak, itu emang biasa sih. Menurut gue ya, gimanasih. Setau gue mahasiswa dikampus gue banyak ya, banget malahan, meski emang kelas ngajarnya beda-beda. gue emang nggak ngerti masalah bem beman dah, but that's too funny i guess. Minta suara ke kelas karyawan yang nggak ngaruh apa-apa sebenernya. Masuk cuma sehari, keluar kelas kalau dosennya gada atau istirahat doang gitu. Udah mah, gada pemberitahuan sebelumnya teh, itu tambah ngomongnya asal. ari niat mah yak, disebar weh atuh brosur buat ketua bem kitu, nanti pemilihannya tanggal sekian "silakan suarakan pemilihan anda" gitu kan seenggaknya enak lah ya.
Gue paham, untuk bem ataupun ketua himpunan atau apa pasti kontribusi untuk kampusnya banyak, banget. Karena gue pas sekolah juga ikut osis, tau perihnya gimana pulang terlambat, makan gateratur, belum lagi tugas sekolahnya.
Pepatah "tong kosong nyaring bunyinya" emang udag banyak terbuktikan sih ya,banyak yang ngomong tapi gaktau apa yang diomongin, banyak yang ceplas ceplos tapi sebenernya nggak penting juga lu ngomong gitu. Bilang a-z seakan lu tau padahal lu nggaktau apa-apa.
Gue akan amat sangat salut dengan mereka yang bicara dengan ilmunya. That's why gue gak salut sama diri gue sendiri,Karena gue baru sadar. Guepun terkadang mengopinikan sesuatu tanpa cari tau dulu.
Jadi sebenernya lu bahas apaansi?"
Simpulkan sendiri deh ya haha.
See u!
Jadi, hari ini ada pemilihan ketua bem yang baru. Hari sabtu, dan kita mahasiswanya diharapkan untuk memberikan suara. Awalnya gue kira mungkin itu pemilihan yang kemarin atau emang tendanya belum dicopot, ternyata hari ini juga ada pemilihan yang notabennya hari sabtu adalah hari yang banyaknya kelas karyawan yang masuk, namanya juga hari sabtu. Herannya ya, anak kelas karyawan mana ngurusin kayak gitu-gituan dan yang pasti acuh tak acuh, termasuk gue. Dan harus seluruh banget kah yang mencoblos atau menyuarakan pilihannya termasuk anak kelas karyawan? Balik lagi, boro-boro ngurusin gituan, Senin sampe jumat aja rata-rata sibuk sama kerjaannya. Pun, kita yang gatau apa-apa, nggak tau orangnya yang mana dan gimana kudu milih dah mana yang menurut kita pantes buat jadi ketua bem. "Kalau mau tau bisa diliat kak itu ada gambarnya" panitia nunjuk banner. Guesih tetep nggak milih haha.
"Ayo kak jangan golput, kampus udah kasih banyak untuk kaka2" kurang lebih gitu kata salah satu panitia lagi, dia bilang berlangsungan pas gue sama temen-temen gue lewat. Gue cuma "???????????"
Gimana yak, itu emang biasa sih. Menurut gue ya, gimanasih. Setau gue mahasiswa dikampus gue banyak ya, banget malahan, meski emang kelas ngajarnya beda-beda. gue emang nggak ngerti masalah bem beman dah, but that's too funny i guess. Minta suara ke kelas karyawan yang nggak ngaruh apa-apa sebenernya. Masuk cuma sehari, keluar kelas kalau dosennya gada atau istirahat doang gitu. Udah mah, gada pemberitahuan sebelumnya teh, itu tambah ngomongnya asal. ari niat mah yak, disebar weh atuh brosur buat ketua bem kitu, nanti pemilihannya tanggal sekian "silakan suarakan pemilihan anda" gitu kan seenggaknya enak lah ya.
Gue paham, untuk bem ataupun ketua himpunan atau apa pasti kontribusi untuk kampusnya banyak, banget. Karena gue pas sekolah juga ikut osis, tau perihnya gimana pulang terlambat, makan gateratur, belum lagi tugas sekolahnya.
Pepatah "tong kosong nyaring bunyinya" emang udag banyak terbuktikan sih ya,banyak yang ngomong tapi gaktau apa yang diomongin, banyak yang ceplas ceplos tapi sebenernya nggak penting juga lu ngomong gitu. Bilang a-z seakan lu tau padahal lu nggaktau apa-apa.
Gue akan amat sangat salut dengan mereka yang bicara dengan ilmunya. That's why gue gak salut sama diri gue sendiri,Karena gue baru sadar. Guepun terkadang mengopinikan sesuatu tanpa cari tau dulu.
Jadi sebenernya lu bahas apaansi?"
Simpulkan sendiri deh ya haha.
See u!
Langganan:
Postingan (Atom)
<center>Lupa beretika</center>
Dengan seringnya kita bersosialisasi tentu harusnya kita bisa memposisikan diri sebaik mungkin. Bukan hanya badan kalian yang kalian bawa, k...