Selasa, 30 Januari 2018

being introvert

mungkin udah nggak pada asing lagi ya sama istilah introvert, ekstrovert ataupun ambivert. dan disini gue akan bahas soal introvert.

introvert itu bisa dibilang istilah dari orang yang pendiam, lebih senang menyibukkan dirinya sendiri dengan hal-hal yang mereka sukai, tidak mudah bersosialisasi dan cenderung tidak suka keramaian.
Introvert itu sendiri juga bisa disebabkan dengan kurangnya percaya diri seseorang saat bertemu dengan oranglain, terlebih orang yang baru ditemuinya.Dan,mengenai diri gue, ya bisa dibilang gue introvert.
Gue tau istilah introvert pun Baru-baru ini, 2017 lah kira-kira. Gue gapaham juga kenapa gue begitu telat dengan ke asyikan 'introvert' ini. gue menganggap diri gue introvert karena memang gue menyukai sepi, gue lebih suka mendengar ketimbang bercerita, gue lebih suka menceritakan apapun itu pada orang yang tepat dan menurut gue nyaman untuk tempat bercerita. gue, tidak seasyik mereka yang memang mudah untuk bersosialisasi.
mungkin karena gue yang memang terlalu kesal dengan keadaan dari kecil yang selalu pindah-pindah, gue SD aja di 3 tempat, Depok, Cirebon, Depok. SMP Cirebon dan SMK di Bogor. itu membuat gue terlalu banyak bertemu orang-orang baru, dengan kepribadian yang berbeda-beda. Gue lebih memilih diam untuk mengetahui bagaimana tipikal masing-masing orang yang gue temuin, ketimbang harus basa-basi hanya supaya dapat teman.begitupun dengan kerja, meskipun gue dari lulus kerja di satu tempat, tapi gue udah pindah 4 lokasi. layaknya bukan diri gue saat gue berada dengan atau disekitar orang banyak, kadang gue lebih memilih untuk keluar dan menyendiri. tapi, seiring dengan sering bahkan memang tuntutan pekerjaan gue untuk bekerja secara team, ataupun gue harus berinteraksi dengan pengunjung membuat gue perlahan bisa open dengan orang baru. bisa ditanya first impression teman-teman gue gimana, bahkan temen sekolah gue kalau ketemu gue saat ini selalu bilang "lu sekarang udah beda" haha
diem,jutek dan apapun yang tidak orang lain ingin ajak bicara mungkin. dulu itu gue bener-bener nggak tau harus gimana ngadepin oranglain yang baru gue temuin, gue harus basa-basi seperti apa, harus menanyakan apa dulu, alhasil ya mereka yang nanya duluan dan gue jawab seadanya kadang tanpa menanyakan balik. mungkin sekarang juga masih
"lu kaya ada yang beda deh"

"lu sekarang banyak ngomong ya"

"dulumah lu kaku banget"

lama kelamaan kita yang diam akan merasa ingin di dengar juga, ingin pendapatnya disetujui juga, meski sampai sekarang sifat ngga enakan gue masih ada dan gue agak membenci itu. pengen rasanya gue berucap apa yang hati gue pengen ucapin, tapi otak gue selalu muter-muter dan alhasil nggak jadi bilang. jatohnya memang cari aman, dan gue rasa itu yang oranglain juga lakuin meski nggak secari aman gue.

introvert memang nggak sepenuhnya menjauhkan diri dari banyak orang, sebenernya introvert memiliki cara sendiri dalam bersoisalisasi yaitu 'seperlunya dan senyamannya'
sekilas memang seperti pemilih, seperlunya lo bicara dengan orang yang lo anggap perlu untuk bicara atau lo bisa ungkap apapun yang ada dibenak lo senyaman nya pada orang yang tepat.
karena pernah atau mungkin sering gue salah, terlalu banyak gue bertemu dengan orang lain, justru saat berdua dengan oranglain lalu kita bertukar cerita dan gue menganggap orang ini mampu menjadi 'pendengar yang baik' tapi nyatanya nggak. gue amat nggak suka dengan orang yang saat gue menceritakan sesuatu yang gue anggap itu nggak perlu untuk disebarluaskan justru orang itu menyebarluaskan apa yang gue ceritain. kalau orang ini bilang ke temen deketnya yang untuk sharing cari jalan keluarnya sih oke-oke aja,but that's not.

gue rasa memang ada seperlunya kita dengan oranglain, justru gue yang berusaha untuk tidak kaku disalahgunakan oleh orang yang memang ucapannya tidak difikirkan terlebih dahulu. gue sebagai introvert yang sedang berada didalam ruang lingkup extrovert yang ekstrim gue rasa, berucap sesukanya, bertingkah sesukanya, mengutarakan apapun sesukanya. sedangkan gue? harus gimana ngadepinnya aja gue harus mikir dulu, harus cari oran yang tepat untuk diajak sharing dan dimintai pendapat dulu. jamannya gue dianggap 'baperan' karena gue terlalu mengambil hati akan semua itu, and i just laugh for that. mungkin kata tersebut yang gue dan mereka artikan itu berbeda, atau mungkin mereka bersosialisasi sudah tidak menggunakan hati, sedangkan siapa yang sudah menciptakan wanita dengan perasaan yang lembut? se tomboynya perempuan akan lebih menghargai pria yang mampu mengkontrol ucapannya. setidaknya bercermin deh kalau mau berucap
'apakah itu enak kalau dia yang bilang itu ke gue?'
'apakah gue terima kalau nyokap gue, adik gue, pasangan gue, anak gue dibicarakan seperti itu?'
adakalanya kita mendoakan suatu ucapan yang belum tentu benar agar tidak terjadi, apalagi yang memang bukan dari sumbernya langsung.

kok malah kemana-mana ya. ya, intinya adalah gue akan berlaku asik kalau memang lo asik. this life is real coy, itu yang gue bilang ke diri gue sendiri, untuk berdamai agar gue berani untuk menjadi diri gue sendiri, gak fake. tapi untuk disenangi dengan beraksi menjadi diri sendiri itu nggak mudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

<center>Lupa beretika</center>

Dengan seringnya kita bersosialisasi tentu harusnya kita bisa memposisikan diri sebaik mungkin. Bukan hanya badan kalian yang kalian bawa, k...